Rukun Haji & Syarat Wajib Haji Yang Perlu Anda Tahu
Rukun haji yang digariskan dalam Islam ada enam keseluruhannya.
Haji adalah salah satu dari Rukun Islam dan menjadi kewajiban kepada seluruh umat Islam lelaki mahupun wanita bagi yang berkemampuan untuk melaksanakannya.
Artikel pada kali ini kami akan berkongsi kepada anda mengenai rukun haji, syarat wajib haji, perkara sunat dalam haji, dan hikmah yang boleh diperoleh.
Baca juga:
Pengenalan / Jenis-jenis haji
Haji dari segi bahasa ialah menuju atau mengunjungi ke sesuatu tempat.
Manakala dari segi istilah bermaksud mengunjungi Baitullah (Kabah) pada masa-masa tertentu (bulan haji, Zulhijah) serta melaksanakan perkara-perkara yang wajib bagi ibadah haji.
Haji terdiri dari tiga jenis antaranya ialah Haji Ifrad, Haji Tamattu’ dan Haji Qiran.
- Haji Ifrad ialah mengerjakan ibadah haji dahulu dalam bulan haji kemudian mengerjakan umrah.
- Haji Tamattu’ adalah mengerjakan umrah dahulu dalam bulan-bulan haji kemudian mengerjakan ibadah haji di tahun yang sama.
- Haji Qiran ialah berniat ihram haji dan umrah serentak pada bulan haji, kemudian melaksanakan semua rukun dan wajib haji.
Rukun Haji
Rukun haji merujuk kepada elemen-elemen yang harus dilakukan dalam haji. Jika tidak, haji dianggap tidak sah. Berikut adalah rukun haji yang perlu anda tahu:
1. Ihram
Ihram merupakan status suci yang diambil oleh jemaah haji sebelum memulai ritual haji. Seorang Muslim harus dalam keadaan ihram sebelum melaksanakan tawaf, sa’i, dan wukuf.
Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah (2:197):
“Haji adalah pada bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menunaikan haji di dalamnya, maka janganlah berbuat rafats, melakukan kejahatan, dan berbantah-bantahan di dalam masa haji.”
2. Wukuf di Arafah
Wukuf atau berdiam di Arafah adalah rukun yang paling penting. Tanpa wukuf, haji tidak sah. Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Haji adalah Arafah” (Hadis riwayat Imam Ahmad).
3. Tawaf Ifadhah
Tawaf Ifadhah dilakukan setelah wukuf di Arafah dan bermalam di Muzdalifah. Surah Al-Baqarah (2:158) menyebutkan,
“Barangsiapa yang melakukan tawaf di Baitullah, dia tidak berdosa.”
4. Sa’i antara Safa dan Marwah
Sa’i merupakan ritual berjalan atau berlari antara bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Al-Quran menyebutkan dalam Surah Al-Baqarah (2:158),
“Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebahagian daripada syiar Allah.”
5. Tahallul
Tahallul adalah akhir dari ihram, yang ditandai dengan mencukur atau memendekkan rambut kepala. Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah merasa senang melihat tanda-tanda haji-Nya” (Hadis riwayat Tirmidzi).
6. Tertib, mengikut urutan
Tidak meninggalkan salah satu rukun.
Syarat Sah Haji
Syarat-syarat sah haji dan umrah itu adalah sama sahaja iaitu:
- Orang Islam: Tidak wajib atas orang kafir dan murtad.
- Baligh: Tidak wajib atas kanak-kanak tetapi sah hajinya dan tidak gugur wajibnya bila baligh.
- Berakal: Tidak wajib atas orang gila dan jika dilakukan juga, tidak sah hajinya.
- Merdeka (bukan hamba): Hamba abdi tidak diwajibkan, tetapi sah hajinya dan diberi pahala.
- Berkuasa dan berkemampuan (istito’ah)
Syarat Wajib Haji
Wajib haji merupakan perkara-perkara yang harus dilakukan dalam melaksanakan ibadah haji. Apabila kita tidak melakukan perkara-perkara yang dinyatakan di bawah ini, ibadah haji masih tetap sah, tetapi kita perlu menggantikannya dan membayar dam.
Berikut adalah lima perkara berkenaan syarat wajib haji:
- Ihram, iaitu niat untuk menunaikan haji dari miqat
- Bermalam di Muzdalifah
- Bermalam di Mina
- Melontar jamrah ula, wustha, dan aqabah
- Tawaf wada’ (bagi jemaah yang akan meninggalkan Kota Makkah)
Perkara Sunat Dalam Haji
Sunat, mandub, mustahab dan tatawwu’ ialah: Beberapa perkataan yang mempunyai pengertian sama. Ia adalah perkara yang digalak mengerjakannya.
Orang yang mengerjakannya akan diganjarkan dengan pahala dan orang yang meninggalkannya tidak akan dibalas seksa.
Antara perkara sunat haji adalah:
- Mandi sunat ihram
- Bertalbiah
- Melakukan tawaf qudum bagi orang yang mengerjakan haji ifrad dan haji qiran
- Bermalam di Mina pada malam Arafah
- Berlari-lari anak dan sopan-santun ketika melakukan tawaf qudum
Hikmah Menunaikan Ibadah Haji
Dibalik syarat wajib haji, terdapat makna dan hikmah yang mendalam. Haji bukan hanya tentang melaksanakan serangkaian ritual, tetapi juga mengenai transformasi spiritual dan moral individu.
1. Mendidik diri akan kesederhanaan dalam hidup
Ihram mengajarkan kita tentang kesederhanaan dan persamaan di hadapan Allah.
Semua jemaah haji, tanpa memandang status sosial atau kekayaan, mengenakan pakaian ihram yang sama: dua lembar kain putih tanpa jahitan.
Ini menggambarkan bahwa semua manusia sama di hadapan Allah, dan bahwa kebaikan dan ketaatanlah yang membedakan satu dengan lainnya, sebagaimana yang ditegaskan dalam Surah Al-Hujurat (49:13):
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.”
2. Doa yang makbul
Wukuf di Arafah adalah inti dari haji. Pada saat ini, jutaan Muslim dari seluruh dunia berkumpul di satu tempat, berdoa dan memohon ampun kepada Allah.
Ini adalah pengingat tentang Hari Kiamat, saat semua manusia akan berkumpul di hadapan Allah.
Ini juga adalah momen refleksi dan introspeksi diri, mengakui kesalahan dan berjanji untuk memperbaiki diri.
3. Mempelajari dari sejarah orang soleh terdahulu
Mekah menyimpan banyak peristiwa-peristiwa bersejarah. Di antaranya sejarah nabi-nabi dan rasul, beserta para sahabatnya.
Tawaf Ifadhah dan Sa’i antara Safa dan Marwah adalah ritual yang mengingatkan kita pada kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Tawaf menggambarkan keteguhan dan kepatuhan Nabi Ibrahim kepada perintah Allah, sementara Sa’i mengingatkan kita pada perjuangan Hajar mencari air untuk putranya, Ismail, yang akhirnya menghasilkan telaga Zamzam.
Ini mengajarkan kita tentang kepercayaan dan tawakal kepada Allah, serta pentingnya usaha dan kerja keras.
4. Simbol pembaharuan diri
Tahallul, atau pelepasan ihram, adalah simbol dari pembaharuan dan pembebasan dari dosa. Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Orang yang haji dan tidak melakukan perbuatan keji dan tidak berbuat maksiat, maka dia kembali (dari haji) seperti hari dia dilahirkan oleh ibunya” – (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).
Kesimpulan
Haji adalah perjalanan spiritual yang mendalam dan transformatif. Melalui haji, seorang Muslim dipanggil untuk merenungkan diri, berdoa, memohon ampun, dan berjanji untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Sebagaimana yang ditegaskan dalam Surah Al-Hajj (22:27-28), haji adalah kesempatan untuk mengingat Allah, merenungkan hari kiamat, dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya.
Dengan demikian, haji bukan hanya mengenai melaksanakan rukun haji, tetapi juga mengenai transformasi diri menuju menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih taat kepada Allah.
Dapatkan panduan meraih haji yang mabrurah di sini untuk memudahkan anda membuat rujukan dan semakan.
Sumber:
- Irsyad Fatwa: Edisi Haji & Korban. Mufti Wilayah Persekutuan
- Edisi Istimewa Haji dan Umrah. Galeri Ilmu Sdn Bhd
- Soal Jawab Haji & Umrah. Maktabah Al Bakri